1. OZON (O3)
A. KARAKTERISTIK PENCEMAR OZON
Ozon
merupakan gas yang berwarna biru pucat
pada temperatur dan tekanan ruang. Namun pada konsentrasi yang ditemukan di
atmosfer, ozon tidak berwarna. Ozon (O3)
merupakan senyawa oksidan yang memiliki sifat sebagai pengoksidasi kuat setelah
fluor, oksigen dan oksigen fluorida. Ozon terbentuk diudara pada ketinggian 30
km dimana radiasi UV matahari dengan panjang gelombang 242 nm secara perlahan
memecah molekul oksigen (O2) menjadi atom oksigen tergantung dari
jumlah molekul O2 atom-atom oksigen secara cepat membentuk ozon.
Ozon menyerap radiasi sinar matahari dengan kuat didaerah panjang gelombang
240-320 nm. Meskipun di alam terdapat dalam jumlah kecil tetapi lapisan lain
dengan bahan pencemar udara , Ozon sangat berguna untuk melindungi bumi dari
radiasi ultraviolet (UV-B).
Ozon
termasuk pencemar sekunder karena tidak diemisikan secara langsung oleh suatu
sumber,melainkan terbentuk akibat reaksi dari sinar matahari dan udara yang
mengandung CO, NOx, dan VOC. Konsentrasi ozon sering berubah-ubah akibat
beberapa factor seperti: kondisi iklim, meteorologis, serta keberadaan
pencemar-pencemar primer yang bereaksi membentuk ozon.
Ozon
yang dianggap sebagai pencemar adalah ozon pada lapisan troposfer. Ozon pada
lapisan ini disebut sebagai ozon permukaan dan dianggap berbahaya karena
menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia, tumbuhan, hewan dan ekosistem.
B. DAMPAK PENCEMAR
1.
Kesehatan Manusia
· Ozon pada kadar 1,0–3,0 ppm selama 2 jam pada
orang-orang yang sensitif dapat mengakibatkan
pusing berat dan kehilangan
koordinasi.
· Ozon dengan kadar 9,0
ppm selama beberapa waktu akan mengakibatkan edema pulmonari.
· Oksidan fotokimia masuk kedalam tubuh dan pada
kadar subletal dapat mengganggu proses
pernafasan normal, dan menyebabkan iritasi mata. 2. Ekosistem dan
Lingkungan
· Pemajanan
oksidan fotokimia pada kadar 200-500 μg/m³ dalam waktu singkat dapat merusak
fungsi paru-paru anak, meningkat frekuensi serangan asma dan iritasi mata,
serta menurunkan kinerja para olaragawan.
2. Ekosistem
dan Lingkungan
· Pada ekosistem dan
lingkungan dampak yang ditimbulkan oleh pencemar ozon yaitu terganggunya rantai makanan pada pada tingkat konsumen di ekosistem perairan
karena penurunan jumlah fitoplankton.
· Penggunaan bahan-bahan
seperti CFC dan lain sebagainya dapat mengakibatkan penipisian ozon yang
menyebabkan pemanasan global sehingga terjadi perubahan iklim, perubahan
habitat hidupan liar, kenaikan muka air laut, dan mencairnya daerah kutub.
3.
Hewan
· Pada hewan , pencemar
udara ozon dapat menyebabkan timbulnya
kanker pada mata sapi karena Ozon (salah satu oksida kuat) yang semakin tipis.
4. Tumbuhan
· Dampak
pencemar ozon bagi tumbuhan yaitu dapat merusak tanaman
yang sensitif karena ozon membuat
beberapat anaman rentan akan serangan penyakit, gangguan hama. Sehingga
mempengaruhi produktifitas tanaman dan
dapat mengakibatkan gagal panen .
· Merusak daun pepohonan
dan tanaman sehingga memperburuk penampilan tanaman hias dan mengurangi nilai
jual sayur-mayur
5. Material
· Pencemar ozon dapat menyebabkan kerugian ekonomi akibat
ausnya bahan atau material (tekstil, karet, kayu,
logam, cat, dsb).
· Ozon yang berlebihan pada
air minum dapat menimbulkan rasa pahit dan meracuninya.
2.
HIDROKARBON (HC)
A.
KARAKTERISTIK PENCEMAR HIDROKARBON
Hidrokarbon (HC) merupakan sebuah senyawa yang
terdiri dari unsur karbon (C) dan
hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon
memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai
tersebut, contohnya yaitu senyawa metana (CH4). HC adalah bahan pencemar udara yang dapat
berbentuk gas, cairan maupun padatan. Semakin tinggi jumlah atom karbon, unsur
ini akan cenderung berbentuk padatan. Hidrokarbon dengan kandungan unsur C
antara 1-4 atom karbon akan berbentuk gas pada suhu kamar, sedangkan kandungan
karbon diatas 5 akan berbentuk cairan dan padatan.HC yang berupa gas akan
tercampur dengan gas-gas hasil buangan lainnya. Sedangkan bila berupa cairan
maka HC akan membentuk semacam kabut minyak, bila berbentuk padatan akan
membentuk asap yang pekat dan akhirnya menggumpal menjadi debu.
Berdasarkan
struktur molekulnya, hidrokarbon dapat dibedakan dalam 3 kelompok yaitu
1.
Hidrokarban alifalik,
2.
Hidrokarbon aromatik
3.
Hidrokarbon alisiklis
HC
merupakan polutan primer karena dilepas ke udara ambien secara langsung .
Sumber dari pencemar HC ini dapat berasal dari
proses industri yang diemisikan ke udara dan kemudian merupakan sumber
fotokimia dari ozon . Kegiatan industri yang berpotensi menimbulkan cemaran
dalam bentuk HC adalah industri plastik, resin,pigmen, zat warna, pestisida dan
pemrosesan karet. Diperkirakan emisi industri sebesar 10 % berupa HC.
Selain
industri, sumber HC dapat berasal dari
sarana transportasi yang menggunakan mesin kurang baik. Metana, salah satu
contoh senyawa HC juga dihasilkan dari sumber –sumber alami seperti proses
biologi aktivitas geothermal seperti explorasi dan pemanfaatan gas alam dan
minyakbumi. Jumlah yang cukup besar juga berasal dari proses dekomposisi bahan
organik pada permukaan tanah. Demikian juga pembuangan sampah, kebakaran hutan
dan kegiatan manusia lainnya mempunyai peranan yang cukup besar dalam
memproduksi gas hidrakarbon di atmosfir.
B. DAMPAK PENCEMAR
1.
Kesehatan
Manusia
Tabel 2.1 Dampak Hidrokarbon terhadap Kesehatan
Sumber: [1]
2.
Ekosistem
dan Lingkungan
Senyawa
kimia hidrokarbon seperti minyak dan gas bumi merupakan salah satu pencemaran
yang sering terjadi di perairan laut. Polutan hidrokarbon di laut banyak
merugikan ekosistem laut, bahkan mematikan komoditi tertentu yang akhirnya
terjadi kepunahan. Polutan-polutan itu dapat berasal dari tumpahan minyak oleh
kapal-kapal niaga dan apal-kapal tanker. Laut yang tercemar oleh tumpahan
minyak akan membawa pengaruh negatif
bagi biota laut, karena emulsi lemak dapat menghambat difusi oksigen
dari atmosfer dalam badan air laut, serta menghambat penetrasi sinar matahari
ke permukaan perairan, yang akhirnya mengakibatkan kematian fatal bagi biota.
Selain itu, reaksi pembakaran
hidroakarbon yang melibatkan O2 akan menghasilkan panas yang tinggi.
Panas yang tinggi ini menimbulkan peristiwa pemecahan (Cracking) menghasilkan rantai hidrokarbon pendek atau partikel
karbon. Gas hidrokarbon dapat bercampur dengan gas buangan lainnya. Cairan
hidrokarbon membentuk kabut minyak (droplet). Padatan hidrokarbon akan
membentuk asap pekat dan menggumpal menjadi debu/partikel. Hidrokarbon bereaksi
dengan NO2 dan O2 menghasilkan PAN (Peroxy Acetyl Nitrates) yang bersifat toksik.
3.
Hewan
Tumpahan minyak yang merupakan senyawa
hidrokarbon di laut biasanya lengket dan dapat menempel pada bulu burung laut
yang berenang di sekitarnya . Akibatnya
burung tersebut tidak dapat terbang. Lapisan minyak di permukaan dapat
juga menghambat kehidupan biota perairan, sehingga ikan atau hewan laut lainnya
tidak dapat bernafas dan akhirnya mati dan tenggelam .
Hidrokarbon
yang bersifat mutagenik akan sangat rentan pada hewan. Beberapa percobaan pada
hewan telah membuktikan adanya indikasi perubahan gen pada hewan tersebut. Hidrokarbon dapat memberikan dampak toksisitas
akut dan kronis .Secara umum efek akut hidrokarbon pada hewan yaitu iritasi
pada kulit dan mata. Penelitian menunjukkan hasil positif pada pengujian
karsinogenik, teratogenik, genotoksik, dan imunotoksik pada hewan uji.
Keturunan binatang laboratorium yang terpapar hidrokarbon menunjukkan penurunan
berat badan yang signifikan, pertumbuhan yang lambat, dan imunitas yang lemah.
4.
Tumbuhan
Di udara, reaksi Hidrokarbon, NO2
dan O2 yang membentuk PAN akan bereaksi lagi dengan gas CO dan O3 membentuk kabut foto kimia (Photo
Chemistry Smog). Kabut tersebut
dapat merusak tanaman
dimana daun menjadi pucat karena selnya mati. Jika hidrokarbon bercampur bahan
lain toksitasnya akan meningkat.
5.
Material
Dampak hidrokarbon pada material biasanya
disebabkan oleh sifat kimiawi hidrokarbon. Conthnya yaitu karet gelang yang
direndam dalam bensin makan akan bertambah volumenya tetapi berkurang sifat
elastisnya. Dengan demikian, hidrokarbon mampu melarutkan beberapa senyawa
penting lain dalam material sehinga akan mengubah tidak hanya sifat fisik,
tetapi juga kimia.
Selain itu, Pembakaran senyawa hidrokarbon yang
tidak sempurna akan menimbulkan jelaga dan nilai estetika material. Jelaga
menimbulkan noda kehitaman sehingga mengurangi estetika bangunan ataupun
stuktur lain.
3. TIMBAL
(Pb)
A. KARAKTERISTIK PENCEMAR TIMBAL
Timbal ( Pb ) merupakan
logam lunak yang berwarna kebiru-biruan atau abu-abu keperakan dengan titik
leleh pada 327,5°C dan titik didih 1.740°C pada tekanan atmosfer. Ia sangat
lunak, mudah dibentuk, ductile, dan bukan konduktor listrik yang
baik. Ia memiliki resistasi tinggi terhadap korosi. Pipa-pipa timbal dari jaman
Romawi masih digunakan sampai sekarang. Unsur ini juga digunakan dalam
kontainer yang mengandung cairan korosif seperti asam sulfur dan dapat dibuat
lebih kuat dengan cara mencampurnya dengan antimoni atau logam lainnya.
Gambar 3.1 Timbal
Sumber: [2]
LOGAM TIMBAL
Senyawa Pb-organik seperti Pb-tetraetil
dan Pb-tetrametil merupakan senyawa yang penting karena banyak digunakan
sebagai zat aditif pada bahan bakar bensin dalam upaya meningkatkan angka oktan
secara ekonomi. PB-tetraetil dan Pb tetrametil berbentuk larutan dengan titik
didih masing-masing 110°C dan 200°C. Karena daya penguapan kedua senyawa
tersebut lebih rendah dibandingkan dengan daya penguapan unsur-unsur lain dalam
bensin, maka penguapan bensin akan cenderung memekatkan kadar P-tetraetil dan Pb-tetrametil.
Kedua senyawa ini akan terdekomposisi pada titik didihnya dengan adanya sinar
matahari dan senyawa kimia lain diudara seperti senyawa holegen asam atau
oksidator.
SUMBER
Sumber pencemaran timbal (Pb) terbesar
berasal dari pembakaran bensin, dimana dihasilkan berbagai komponen timbal
(Pb), terutama PbBrCl dan PbBrCl2 (Fardiaz, 1992). Timbal (Pb) dicampurkan ke
dalam bensin sebagai anti letup atau anti knock aditif dengan kadar sekitar 2,4
gram/gallon. Timbal (Pb) yang digunakan untuk anti knock adalah tetraethyl
timbal (C2H5)4. Fungsi penambahan timbal (Pb) adalah dimaksudkan untuk
meningkatkan bilangan oktana. Timbal (Pb) adalah bahan yang dapat meracuni
lingkungan dan mempunyai dampak pada seluruh sistem di dalam tubuh. Timbal (Pb)
dapat masuk ke tubuh melalui inhalasi, makanan dan minuman serta absorbsi
melalui kulit (Albalak, 2001).
Gambar 3.2 Timbal pada Asap Kendaraan
Sumber: [3]
KONSENTRASI ALAMIAH
Menurut World Health Organization (WHO)
pajanan timbal yang diperkenankan untuk pekerja laki-laki 40 µg/dL dan untuk
pekerja perempuan adalah 30 µg/dL (DeRoos, 1997 dan OSHA, 2005).
KONSENTRASI YANG
MENIMBULKAN DAMPAK
Kadar Pb di alam sangat bervariasi
tetapi kandungan dalam tubuh manusia berkisar antara 100–400 mg. Sumber masukan
Pb adalah makanan terutama bagi mereka yang tidak bekerja atau kontak dengan
Pb. Diperkirakan rata-rata masukkan Pb melalui makanan adalah 300 ug per hari
dengan kisaran antara 100–500 mg perhari. Rata-rata masukkan melalui air minum
adalah 20 mg dengan kisaran antara 10–100 mg. Hanya sebagian asupan (intake)
yang diabsorpsi melalui pencernaan.
Manusia dengan pemajanan rendah
mengandung 10–30 mg Pb/100 g darah Manusia yang mendapat pemajanan kadar tinggi
mengandung lebih dari 100 mg/100 g darah kandungan dalam darah sekitar 40 mg
Pb/100g dianggap terpajan berat atau mengabsorpsi Pb cukup tinggi walau tidak
terdeteksi tanda-tanda keluhan keracunan. Terdapat perbedaan tingkat kadar Pb
di perkantoran dan pedesaan wanita cenderung mengandung Pb lebih rendah
dibanding pria, dan pada perokok lebih tinggi dibandingkan bukan perokok
B. DAMPAK PENCEMAR
1.
Kesehatan Manusia
Timbal memiliki
dampak negatif terhadap lingkungan hidup termasuk kepada kesehatan manusia.
Dampak negatif ini adalah dapat meningkatkan akumulasi timbal dalam darah
terutama pada anak-anak. Bayi dan anak-anak lebih berpeluang menerima kadar
pencemar yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa,hal ini dapat
dilihat berdasarkan jumlah makanan yang dikomsumsi berdasarkan berat badan 3-4
kali lebih banyak dari orang dewasa. Penyerapan senyawa-senyawa pencemar
(contoh logam timbal) oleh usus balita cenderung lebih tinggi dari pada orang
dewasa. Keracunan yang terjadi sebagai akibat kontaminasi logam timbal dapat menimbulkan
sebagai berikut :
a. Meningkatkan protoporphilin dalam sel darah merah
b. Memperpendek umur sel darah merah
c. Menurunkan jumlah sel darah merah
d. Menurunkan kadar retikulosit (sel darah merah
yang masih muda)
e. Meningkatkan kandungan logam Fe dalam darah
Berikut
ini beberapa efek dari keracunan timbal pada berbagai organ-organ tubuh
a. Efek timbal pada sistem syaraf
sistem syaraf
merupakn sistem yang paling sensitif terhadap daya racun yang dibawa oleh logam
timbal. Pengaruh dari keracunan timbal dapat menimbulkan kerusakan otak.
Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan otak sebagai akibat dari keracunan
timbal adalah epilepsi, halusinasi, kerusakan pada otak besar dan delirium yaitu
jenis penyakit gula.
b. Efek pada sistem urinaria
Efek timbal terhadap
sistem urinaria (ginjal) dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan pada saluran
ginjal. Kerusakan yang terjadi tersebut disebabkan terbentuknya inkranuclear
inclution bodie yang disertai dengan membentuknya aminociduria yaitu terjadinya
kelebihan asam amino dalam urin.
c. Efek timbal
terhadap sistem reproduksi, sistem endokrin dan jantung
Efek timbal
terhadap sistem reproduksi, menyebabkan menurunnya kemampuan sistem reproduksi.
Untuk janin dalam kandungan dapat terjadi hambatan dalam pertumbuhannya
sedangkan efek timbal terhadap sistem endokrin dapat mempengaruhi fungsi dari tiroid.
Fungsi dari tiroid sebagai hormon akan mengalami tekanan bila manusia
kekurangan I 131 (yodium isotop). Untuk pengaruh keracunan timbal pada otot
jantung baru ditemukan pada anak.
Keracunan timbal
dapat bersifat akut maupun kronik. Senyawa timbal organik umumnya masuk kedalam
tubuh melalui pernafasan dan penetrasi lewat kulit (dalam jumlah kecil)
penyerapan lewat kulit ini karena senyawa ini dapat larut dalam minyak dan
lemak, senyawa seperti tetra etil timbal, dapat menyebabkan keracunan akut pada
sistem syaraf pusat meskipun proses dari keracunan tersebut terjadi dalam waktu
yang cukup panjang dengan kecepatan penyerapan yang kecil. Sedangkan keracunan
timbal dan persenyawaan anorganiknya bersifat kronis. Gangguan yang ditimbulkan
bervariasi, dari yang ringan seperti insomnia, kekacauan pikiran sampai
gangguan yang cukup berat seperti kolik usus, anemia, gangguan fungsi ginjal,
bahkan kebutaan terutama pada anak-anak. Manifestasi dari paparan timbal yang
lain adalah terjadinya pembiruan pada guzi (bertonian lead line) dimana hal ini
mengindikasikan bahwa penderita pernah mengalami paparan
d. Efek pada sistem saluran cerna
Kolik usus
(spasme usus halus) adalah manifestasi klinis tersering dari keracunan dari
timbal lanjut. Nyeri terlokalisir disekitar atau dibawah umbilekus. Tanpa
paparan timbal (tidak berkaitan dengan kolik) adalah pigmen kelabu pada gusi
(garis-garis timbal).
e. Efek pada sistem ginjal
Selama fase akut
keracunan timbal seringkali ada keterlibatan ginjal fungsional tetapi tidak
dapat dipastikan kerusakan ginjal permanen. Timbal dapat ikut andil pada
penyakit ginjal pasien Bahaya Paparan Timbal terhadap Kesehatan Manusia
2.
Ekosistem dan Lingkungan
Belum diketahui
secara signifikan dapat memberikan pengaruh bagi ekosistem dan lingkungan.
Tentunya, adanya perubahan ekosistem lebih disebabkan adanya efek langsung Pb
terhadap makhluk hidup.
3.
Hewan
Umumnya
keracunan pada anak sapi memperlihatkan gejala: dungu, tidak nafsu makan,
dyspnoe, kolik dan diare yang kadang-kadang diikuti konstipasi. Menurut
Christian dan Tryphonas (1971) gejala klinis yang muncul pada anak sapi yang
keracunan Pb adalah depresi susunan syaraf pusat, kebutaan, menguak dan berlari
seperti bingung, menekankan kepala dan anorexia.
Gejala klinis
keracunan Pb pada sapi dewasa antara lain akibat gangguan pada syaraf: dungu,
buta, jalan berputar (Buck, 1970; Christian dan Tryphonas, 1971), terdapat
gerakan kepala dan leher yang terus menerus, gerakan telinga dan pengejapan
katup mata (Henderson, 1979). Gejala yang timbul akibat gangguan pada
gastrointestinal adalah : statis rumen dan anorexia (Christian dan Tryphonas,
1971).
4.
Tumbuhan
Dampak Pb bagi
tanaman belum diketahui secara khusus. Namun, Pb dapat mengendap di dalam
tanaman.
5.
Material
Belum diketahui dampak Pb terhadap
material secara signifikan.
REFERENSI
1.https://agus34drajat.files.wordpress.com/2010/10/pedoman-paramater-pencemaran-udara1.pdf (Diakses 25 Februari 2015 pukul 07.00 WIB)
2. http://www.bisosial.com/2013/08/artikel-tentang-timbal-pb.html?m=0 (Diakses 24 Februari 2015 pukul 19.35)
3. http://www.jamiemackinnon.com/lcbo.php(Diakses 24 Februari 2015 pukul 19.35)
http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/timbal/ (Diakses 24 Februari 2015 pukul 19.30)
3. http://www.jamiemackinnon.com/lcbo.php(Diakses 24 Februari 2015 pukul 19.35)
http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/timbal/ (Diakses 24 Februari 2015 pukul 19.30)
http://www.pencemaranudara1st.co.vu/2013/02/parameter-pencemar-udara-dan-dampaknya.html (Diakses 25
Februari 2015 pukul 07.08 WIB)
http://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/lingkungan/article/viewFile/139/624 (Diakses 25 Februari 2015 pukul 07.00 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar